
panditbola.com – Kalau kamu suka nonton sepak bola Inggris, apalagi laga-laga yang melibatkan Leeds United atau timnas Inggris beberapa tahun terakhir, pasti nggak asing lagi sama nama Calvin Philips. Pemain satu ini dikenal sebagai gelandang bertahan yang energik, kuat, dan penuh determinasi. Meski bukan tipe pemain yang selalu jadi sorotan utama, peran Calvin di lapangan nggak bisa dianggap remeh. Justru dia sering jadi fondasi yang bikin timnya bisa tampil solid.
Banyak yang bilang kalau Calvin Philips adalah contoh nyata pemain lokal yang naik kelas lewat kerja keras, bukan sekadar nama besar atau sensasi media. Yuk, kita ngobrol santai soal perjalanan karier dan gaya main gelandang tangguh satu ini.
Baca Juga: Rizky Ridho: Profil, Karier, dan Prestasi di Dunia Sepak Bola
Awal Mula Karier Calvin Philips: Dari Akademi ke Tim Senior
Calvin Philips lahir di Leeds, Inggris. Sejak kecil, dia udah cinta banget sama sepak bola. Mimpinya jelas: pengin main buat klub kota kelahirannya, Leeds United. Nah, mimpi itu mulai diwujudkan saat dia gabung akademi Leeds waktu usianya masih belasan tahun. Dari sini, cerita panjang sang gelandang mulai terbentuk.
Salah satu hal yang bikin Calvin menonjol sejak muda adalah etos kerjanya. Dia bukan tipe pemain yang sok jago, tapi dia selalu fokus belajar dan terus berkembang. Pelatih-pelatih di akademi Leeds bilang kalau Calvin selalu jadi pemain yang paling serius saat latihan.
Debut profesionalnya datang pada tahun 2015. Meski awalnya cuma jadi cadangan dan pemain rotasi, performanya yang konsisten bikin dia cepat dapat tempat utama. Saat itu Leeds masih bermain di Championship, tapi kualitas Calvin Philips udah terlihat beda dari pemain kebanyakan.
Baca Juga: Bagaimana Pengaruh Agen Pemain dalam Sepak Bola?
Menjadi Motor Leeds United: Bersinar di Era Marcelo Bielsa
Salah satu momen penting dalam karier Calvin Philips datang saat Marcelo Bielsa ditunjuk jadi manajer Leeds United. Pelatih asal Argentina itu punya gaya main yang unik dan menuntut fisik tinggi. Nah, di bawah asuhan Bielsa, Calvin diubah jadi gelandang bertahan yang jadi pusat permainan tim.
Sebelumnya, Calvin lebih sering main di posisi gelandang tengah box-to-box. Tapi Bielsa melihat potensi besarnya di posisi lebih dalam. Dan ternyata keputusan itu jitu banget. Calvin langsung tampil luar biasa sebagai deep-lying playmaker, semacam jenderal kecil yang ngatur ritme permainan dari belakang.
Banyak pengamat mulai melirik Calvin Philips sebagai pemain kunci Leeds. Dia punya kemampuan mengoper yang bagus, bisa membaca permainan dengan tajam, dan yang paling penting, punya daya jelajah luar biasa. Dia bisa jadi pelindung lini belakang sekaligus pembuka serangan.
Promosi ke Premier League dan Jadi Bintang Baru
Puncak kejayaan Calvin bareng Leeds datang saat mereka promosi ke Premier League pada musim 2019–2020. Setelah 16 tahun absen dari kasta tertinggi, Leeds akhirnya balik ke Premier League, dan Philips punya peran penting dalam pencapaian itu.
Di musim perdana di Premier League, Calvin langsung membuktikan kalau dia bukan pemain yang cuma jago di Championship. Dia tetap tampil konsisten walaupun harus menghadapi tim-tim besar seperti Manchester City, Liverpool, dan Chelsea. Bahkan dalam banyak pertandingan, dia jadi pemain terbaik di lapangan.
Yang bikin unik dari Calvin Philips adalah ketenangan dan kemampuannya membaca arah permainan lawan. Dia jarang panik, tahu kapan harus melakukan tekel, kapan harus menahan bola, dan kapan harus oper ke depan. Dia seperti punya radar di kepala.
Dipanggil ke Timnas Inggris: Pembuktian Kualitas
Performa cemerlangnya bareng Leeds bikin pelatih timnas Inggris, Gareth Southgate, nggak ragu manggil Calvin ke skuad. Dan keputusan itu terbukti tepat. Calvin langsung nyetel di lini tengah Inggris, bahkan tampil jadi starter di banyak laga penting.
Salah satu momen yang bikin nama Calvin Philips makin naik daun adalah saat Euro 2020 (yang digelar tahun 2021 karena pandemi). Bersama Declan Rice, dia jadi pasangan gelandang tengah yang bikin Inggris tampil tangguh dan solid sampai ke final. Banyak orang yang awalnya ragu dengan keputusannya bermain, langsung jadi penggemar beratnya.
Yang menarik, di laga pembuka Euro, Calvin langsung tampil luar biasa dan bahkan jadi Man of the Match. Dia bukan cuma bertahan, tapi juga aktif bantu serangan. Umpan-umpannya akurat dan kontribusinya terasa banget.
Kepindahan ke Manchester City: Tantangan Baru
Setelah tampil gemilang bersama timnas, nggak butuh waktu lama buat Calvin Philips dilirik klub-klub besar. Manchester City akhirnya jadi tim yang berhasil merekrutnya dari Leeds. Transfer ini jadi langkah besar dalam karier Calvin, karena dia pindah ke salah satu klub terbaik dunia.
Bergabung dengan tim sekelas City yang dipenuhi bintang bukan hal gampang. Apalagi di bawah pelatih seperti Pep Guardiola, yang terkenal dengan tuntutan taktik yang tinggi. Tapi Calvin menganggap ini sebagai tantangan buat naik level.
Meskipun awalnya masih sering duduk di bangku cadangan karena persaingan yang ketat, kehadiran Calvin Philips di skuad City menunjukkan bahwa dia dihargai dan dipercaya punya kualitas kelas atas. Dia terus belajar dan beradaptasi dengan gaya main City yang penuh kontrol dan penguasaan bola.
Gaya Bermain Calvin Philips: Elegan tapi Tangguh
Kalau ngomongin gaya mainnya, Calvin Philips itu tipe gelandang yang komplet. Dia punya kemampuan bertahan yang solid, bisa tekel dengan timing yang pas, dan tahu kapan harus maju membantu serangan. Dia bukan tipe pemain flamboyan, tapi selalu tahu tugasnya di lapangan.
Salah satu kekuatannya ada di distribusi bola. Dia bisa kirim umpan pendek atau panjang dengan akurat. Selain itu, dia juga punya kemampuan membaca permainan yang luar biasa. Dia seperti punya insting ke mana bola bakal bergerak.
Hal lain yang menonjol dari Calvin Philips adalah kecepatannya dalam menutup ruang. Dia tahu kapan harus turun membantu bek, kapan harus press lawan, dan kapan harus tahan posisi. Ini bikin dia jadi gelandang bertahan yang sulit ditembus.
Tantangan dan Cedera: Bagian dari Perjalanan
Seperti banyak pemain lain, Calvin juga pernah menghadapi masa-masa sulit. Cedera sempat menghantui kariernya, terutama saat awal kepindahannya ke Manchester City. Tapi seperti biasa, dia tetap kalem dan terus bekerja keras buat pulih dan kembali ke performa terbaik.
Yang menarik, meskipun sempat absen cukup lama karena cedera, dukungan dari fans tetap kuat. Banyak yang percaya kalau Calvin Philips masih punya banyak hal yang bisa diberikan di level tertinggi. Dan benar saja, saat dia kembali ke lapangan, performanya tetap stabil.
Momen-momen seperti ini justru bikin karakter Calvin makin terbentuk. Dia bukan cuma kuat secara fisik, tapi juga punya mental baja. Nggak mudah buat tetap tenang saat dihantam cedera dan kehilangan tempat di tim utama.
Sosok yang Rendah Hati dan Dekat dengan Fans
Di luar lapangan, Calvin dikenal sebagai pribadi yang santai, rendah hati, dan sangat dekat dengan fans. Dia nggak pernah lupa dari mana dia berasal. Bahkan setelah pindah ke klub besar, dia masih sering mengunggah kenangan masa kecil dan rasa cintanya ke Leeds United.
Fans Leeds selalu menganggap Calvin Philips sebagai anak kandung klub. Dia tumbuh bersama tim, mengalami naik turun bersama, dan meninggalkan klub dengan cara yang elegan. Itu sebabnya, meski sekarang sudah berseragam City, dia tetap dikenang dan dihormati.
Hal seperti ini mungkin jarang ditemukan di sepak bola modern, di mana pemain sering pindah-pindah tanpa ikatan emosional. Tapi Calvin beda. Dia punya hati buat tim yang membesarkannya.
Masa Depan Calvin Philips: Masih Banyak Hal Bisa Dicapai
Usianya masih berada di masa emas untuk pesepak bola. Meski persaingan di Manchester City sangat ketat, Calvin Philips punya semua modal buat bersaing dan jadi pemain inti. Banyak yang menunggu apakah dia bakal bertahan di City, pindah ke klub lain demi waktu bermain, atau tetap jadi bagian dari timnas Inggris di turnamen-turnamen besar berikutnya.
Satu hal yang pasti, Calvin bukan tipe pemain yang cepat puas. Dia terus berlatih, memperbaiki kekurangan, dan menjaga performa. Entah di klub mana pun nanti, kualitasnya sebagai gelandang bertahan top tidak diragukan lagi.